Laporan Pengawasan Risiko Negara Bagian Amerika Serikat Tahun 2021 dari North Carolina University menyatakan bahwa 67% perusahaan mengalami peningkatan volume dan kompleksitas risiko dibandingkan tahun sebelumnya. Persentase tersebut bahkan menunjukkan lonjakan sebesar 12% dibandingkan laporan tahun lalu. Semua sektor bisnis tak luput dari masalah yang satu ini, termasuk perusahaan asuransi.
Ada berbagai ancaman yang mengintai eksistensi perusahaan asuransi, mulai dari litigasi (penyelesaian perkara yang sedang berlangsung), tingkat reasuransi yang meroket, peningkatan volume klaim, hingga keberadaan kompetitor yang lebih gesit. Oleh sebab itu, para pemimpin perusahaan asuransi harus sigap mengatasi risiko perusahaan sekaligus membantu pemegang polis mengelola risiko.
Identifikasi Area Risiko di Perusahaan Asuransi
Banyak perusahaan asuransi tidak menyadari risiko besar yang sedang terjadi sehingga masalah tersebut menjelma menjadi bencana yang tidak terselesaikan. Beberapa area risiko yang patut diwaspadai di perusahaan asuransi, antara lain:
- Shiny object syndrome: berpindah antara satu ide ke ide lain tanpa menyiapkan strategi secara matang.
- Memiliki terlalu banyak tujuan sehingga fokus dan sumber daya perusahaan tidak memadai. Hal ini rentan menyebabkan proyek tertunda, gagal, atau terbengkalai.
- Kecenderungan memikirkan dampak bagi pihak luar, seperti pemegang polis, sehingga hal penting lainnya yang menyangkut kondisi internal perusahaan (proses komunikasi, sistem bisnis, dan lainnya) jadi terabaikan.
- Manajemen risiko dilakukan pada tingkat manajemen tanpa memperhitungkan risiko strategis sehingga menimbulkan risiko-risiko baru.
- Hanya mempertimbangkan tujuan jangka pendek (satu hingga tiga tahun) tanpa memikirkan tujuan jangka panjang (kurang lebih 10 tahun).
- Membatasi pandangan terhadap peluang ekspansi bisnis dan enggan mempertimbangkan efisiensi dalam struktur perusahaan. Dengan demikian, pertumbuhan perusahaan berlangsung lambat karena menangani proses bisnis secara manual.
Perspektif Futuristik yang Wajib Dimiliki Pemimpin Perusahaan Asuransi
Para pemimpin perusahaan asuransi harus mempunyai perspektif futuristik dalam menyikapi risiko sekaligus kompetisi bisnis di masa mendatang. Mengubah pendekatan bisnis memang bukan perkara mudah. Namun, masa depan perusahaan bergantung pada kesiapan pemimpinnya dalam menghadapi risiko secara cepat dan efektif.
Risiko dan hal-hal penting lainnya yang terjadi di perusahaan asuransi tidak dapat ditangani kasus per kasus, karena itu hanya akan menyebabkan turbulensi saat berpindah dari satu krisis ke krisis berikutnya. Di sisi operasional, pemimpin perusahaan asuransi juga harus waspada terhadap risiko dari pihak ketiga, gangguan komunikasi antar departemen, serta ketiadaan kebijakan dasar perusahaan (misalnya untuk mengatur komunikasi dengan pemegang polis, regulator, dan pers).
Pentingnya Analisis Risiko untuk Menghadapi Ancaman dan Meningkatkan Peluang
Proses analisis risiko yang tepat akan membuat para pemimpin perusahaan asuransi mendapatkan gambaran tentang risiko yang mesti dikelola. Dengan begitu, pemahaman terhadap risiko membuat perusahaan bisa menentukan keputusan terbaik secara mantap. Selain memperkecil ancaman bagi perusahaan, risiko yang terukur juga dapat meningkatkan peluang keberhasilan. Keunggulan tersebut membuat perusahaan tak cuma bisa melakukan ekspansi secara konvensional, melainkan juga memiliki kondisi internal dan proses operasional yang lebih sistematis.
Perusahaan asuransi memang bertugas memberikan proteksi kepada para pemegang polisnya. Namun, kegagalan yang terjadi dari sisi internal (misalnya ketidakpuasan karyawan, kegagalan strategi, dan akuisisi oleh kompetitor) tentu tidak bisa diantisipasi dengan membeli polis asuransi. Kesuksesan perusahaan asuransi harus didukung perspektif yang realistis terhadap situasi di masa depan.