Pandemi Covid-19 yang melanda seluruh penjuru dunia menyebabkan perubahan besar di berbagai sektor, terutama sektor bisnis. Wabah penyakit menular tersebut berimbas pada krisis ekonomi yang sulit diantisipasi. Bahkan, tak sedikit bisnis yang terpaksa gulung tikar karena tak mampu bertahan dan melewati krisis di tahun 2020 ini.
Organisasi sektor publik pun tidak lepas dari kerugian besar akibat pandemi. Namun, sebenarnya implementasi manajemen risiko yang efektif dapat membantu bisnis komersial maupun organisasi sektor publik melewati masa-masa sulit sehingga dapat bertahan dan berkembang menjadi lebih kuat pasca pandemi.
Manajemen risiko adalah proses mengidentifikasi, menilai, dan mengendalikan ancaman terhadap modal dan pendapatan organisasi. Ancaman tersebut bisa berasal dari berbagai sumber, yaitu:
- ketidakpastian kondisi finansial
- kewajiban hukum
- kesalahan strategi manajemen
- kecelakaan
- bencana alam
- pandemi
Lima langkah manajemen risiko berikut ini dapat menghasilkan solusi yang sederhana tetapi efektif untuk mempertahankan bisnis di masa pandemi:
Langkah 1: Mengidentifikasi Risiko
Salah satu tantangan terbesar yang diakibatkan wabah covid-19 adalah dampaknya terhadap setiap komunitas. Tak jarang para wakil rakyat mengumumkan anjuran yang kontradiktif sehingga membuat masyarakat menjadi bingung. Misalnya, mewajibkan physical distancing tetapi memberikan izin kerumunan untuk acara demonstrasi atau pernikahan.
Langkah 2: Menganalisis Risiko
Keputusan yang harus dibuat hari ini mungkin saja berbeda dengan keputusan beberapa waktu sebelumnya. Misalnya, ada sebuah komunitas yang anggotanya masih bebas dari wabah Covid-19. Namun, ada pula komunitas lain yang sudah mencatat ratusan kasus Covid-19 di kalangan internalnya. Pemerintah dan pihak yang bertanggung jawab melakukan manajemen risiko harus gesit melakukan analisis agar bisa bergerak ke tahap selanjutnya.
Langkah 3: Mengevaluasi Risiko
Meskipun tingkat keparahan Covid-19 di tiap daerah berbeda-beda, Pemerintah serta penanggung jawab manajemen risiko wajib melakukan evaluasi secara teratur. Pemetaan risiko Covid-19 bisa dilakukan berdasarkan regional atau wilayah yang terpapar. Selanjutnya, hasil evaluasi tersebut dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk menghasilkan kebijakan yang tepat. Harapannya tentu saja agar wabah Covid-19 cepat mereda tanpa menyebabkan pengaruh buruk yang signifikan terhadap kondisi ekonomi negara.
Langkah 4: Mengantisipasi Risiko
Tiga mitigasi risiko yang dilakukan sejak awal pandemi adalah physical distancing, penutupan fasilitas umum untuk sementara waktu (terutama pusat perbelanjaan, sarana hiburan, dan sekolah), dan pertemuan jarak jauh seperti Work From Home (WFH), meeting virtual, dan webinar. Selain ketiga tindakan tersebut, masih banyak tindakan lainnya yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko penyebaran Covid-19. Kebijakan pemerintah dan organisasi sektor publik lainnya patut didukung oleh niat setiap komunitas agar pandemi cepat berlalu.
Langkah 5: Memantau dan Meninjau Risiko
Pemantauan wabah Covid-19 dalam lingkup komunitas kecil (misalnya kota atau kabupaten) kini tidak dilakukan setiap hari. Padahal proses peninjauan harus dilakukan secara rutin demi memperkecil risiko. Departemen kesehatan daerah, organisasi sektor publik, dan wakil rakyat setempat harus bersinergi dalam menangani kasus Covid-19 di wilayah masing-masing. Strategi penanganan wabah juga patut diubah jika kondisinya terus berlarut-larut dalam waktu lama. Kerja sama antar semua pihak akan mempercepat penyelesaian pandemi sehingga semua orang bisa kembali beraktivitas secara normal.
Proses manajemen risiko di masa pandemi bisa dilakukan sembari mengupayakan perbaikan berkesinambungan. Tak hanya membuat pandemi cepat berlalu, manajemen risiko yang tepat juga menjadi persiapan penting untuk menghadapi krisis serupa di masa depan.