Survei direktur korporat tahunan yang dilakukan perusahaan audit PwC pada tahun 2021 menunjukkan hasil yang cukup mengejutkan. Ada perbedaan mencolok tentang pandangan direktur pada bidang Environment, Social, Governance (ESG) serta keberagaman dan inklusi (Diversity and Inclusion atau D&I) bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
Hampir setengah responden survei yang berasal dari kalangan direktur (47%) menyuarakan keinginan untuk melihat wajah baru di deretan pimpinan perusahaan. Para responden survei PwC tersebut mengatakan bahwa setidaknya ada satu anggota pimpinan yang harus diganti. Keberagaman (diversifikasi) ras atau etnis harus menjadi prioritas dalam proses pencarian pimpinan perusahaan di masa depan.
Pada tahun 2020, sebagian besar responden (71%) meyakini bahwa keberagaman di kalangan pimpinan akan terbentuk secara alami. Namun, survei tahun 2021 menunjukkan perbedaan yang signifikan. Mayoritas responden (58%) mengatakan bahwa keberagaman pimpinan didukung oleh situasi politik. Selain itu, ada pula responden yang berpendapat bahwa keberagaman tidak terlalu dibutuhkan dan tidak memenuhi kualifikasi yang disyaratkan perusahaan.
Mayoritas Pimpinan Mengimplementasikan ESG Sebagai Strategi Perusahaan
ESG merupakan elemen penting utama yang membutuhkan perhatian pimpinan perusahaan. Sebanyak 64% responden menyatakan bahwa ESG berkaitan erat dengan strategi perusahaan. Sayangnya, hanya 25% direktur yang menyatakan bahwa pimpinan perusahaannya sudah memahami risiko ESG secara maksimal.
Lebih dari setengah responden (52%) mendukung kompensasi eksekutif dengan tujuan keberagaman dan inklusi. Rasio antara direktur wanita dan direktur pria yang mendukung kompensasi tersebut terbilang besar, yaitu 77% banding 44%. Mayoritas direktur juga mendukung tujuan non-keuangan lainnya, yaitu kepuasan pelanggan, keselamatan kerja, kualitas kerja, dan keterlibatan karyawan.
Direktur Tetap Kritis dalam Melakukan Penilaian Kinerja Karyawan
Pimpinan perusahaan biasanya tidak memberikan kesempatan bagi direktur yang kinerjanya buruk atau tidak mampu bersinergi di lingkungan kerja. Hubungan yang buruk antar direktur atau antara pimpinan dan direktur juga ditunjukkan dalam hasil survei. Sebanyak 47% responden setuju bahwa setidaknya ada satu pimpinan yang harus diganti dan 18% menyatakan dua atau lebih rekan direktur harus diganti.
Kendati demikian, 67% direktur mengemukakan kesulitan untuk jujur selama proses peninjauan berlangsung. Padahal, penilaian adalah salah satu proses paling penting untuk meningkatkan efektivitas pimpinan perusahaan meskipun seringkali penilaian tersebut hanya bersifat formalitas untuk evaluasi secara keseluruhan. Itulah sebabnya perusahaan perlu memberlakukan metode penilaian yang objektif demi mendukung peningkatan kinerja dan diversifikasi pimpinan perusahaan.
Sudah saatnya perusahaan melakukan berbagai perubahan yang berorientasi pada masa depan, termasuk melakukan diversifikasi dan peningkatan efektivitas pimpinan perusahaan. Niscaya kemunculan wajah-wajah baru di kalangan pimpinan perusahaan membawa perubahan positif yang membuat iklim kerja perusahaan semakin kondusif.