Terorisme telah menjadi bagian yang dianggap umum di antara banyak negara di dunia. Baru-baru ini, terjadi peningkatan frekuensi serangan teroris baik lokal maupun internasional. Serangan ini membawa kita untuk menyadari bahwa tidak ada segi kehidupan yang bebas dari risiko.
Terlebih lagi maraknya aksi “Lone Wolf” yaitu serangan teroris secara individu atau perorangan yang berawal dari kebencian akan suatu pihak tertentu. Kekhawatiran akan terorisme ini semakin menjadi karena konsep risiko akan bahaya terorisme yang masih cukup kabur dan sulit dimengerti.
Pada sebuah laporan yang dipublikasikan oleh RIMS tentang “Asuransi Terorisme: Memahami Batas-Batas Cakupan untuk Resiko Tanpa Batas” membahas seluk beluk asuransi yang mencakup terorisme sebelum Anda menentukan untuk memilihnya. Laporan yang dikeluarkan oleh RIMS ini mengidentifikasi solusi risiko terorisme yang ada dan memberikan wawasan tentang menegosiasikan persyaratan asuransi untuk cakupan terorisme.
Micah Skidmore dari Haynes dan Boone LLP menyatakan dalam laporan tersebut bahwa tindakan proaktif perlu diambil oleh manajer risiko dan penasihat perusahaan untuk mengandung risiko tanpa batas yang terkait dengan terorisme.
Hubungan antara risiko terorisme dan segudang faktor yang terus berubah adalah sarana yang dapat digunakan untuk mengukur dan memahami kepentingannya. Dari pengalaman masa lalu, dapat diamati bahwa risiko yang ditimbulkan oleh terorisme dalam negeri jauh lebih tinggi daripada kerugian fisik dan kejadian kecil lainnya.
Karena sifatnya yang tidak umum, istilah asuransi terorisme jarang sekali terdengar. Padahal, melihat kondisi akhir-akhir ini yang sering dilanda teror sehingga bukan cuma gedung perkantoran, pusat perbelanjaan, dan pertokokan saja yang menjadi sasaran teror, tetapi juga perumahan penduduk juga bisa terkena dampaknya.
Contohnya saja apabila sebuah gedung perkantoran atau perbelanjaan terdampak serangan teror yang mengakibatkan kerusakan, maka perusahaan asuransi tidak akan menanggung klaimnya. Berbeda jika gedung perkantoran atau pusat perbelanjaan tersebut telah diasuransikan dengan asuransi terorisme.
Jika Anda salah satu dari mereka yang ingin meminimalkan keterpaparan perusahaan Anda akan tindakan terorisme, Anda harus melihat melampaui dari kerusakan properti dan cedera tubuh dengan mengeksplorasi opsi lain seperti:
– Jaminan pengalihan hak kepemilikan untuk direksi dan pejabat perusahaan
– Jaminan terhadap klaim kerusakan lingkungan
– Jaminan profesional (Error & Omission)
– Jaminan terhadap tenaga kerja
– Jaminan ganti rugi atas usaha
– Jaminan privasi dan keamanan
Bahkan dalam situasi dimana perusahaan sendiri tidak mengenali risiko yang ditimbulkan dari terorisme, sudah cukup untuk membenarkan kebutuhan dan perlunya akan asuransi semacam ini.
Dikarenakan mampu menjamin risiko-risiko yang terjadi saat serangan terorisme terjadi, tarif asuransi satu ini memang tergolong lebih mahal karena termasuk pada risiko khusus. Asuransi terorisme dibundel dengan asuransi biasa sebagai pelengkap jika terjadi risiko yang disebabkan oleh serangan terorisme. Contohnya saja jika sebuah gedung perkantoran hanya memiliki asuransi kebakaran biasa, maka perusahaan asuransi tak bisa mencairkan klaim jika kebakaran terjadi akibat terorisme.
Terorisme sendiri dalam perusahaan asuransi diartikan sebagai tindakan pemaksaan atau kekerasan atau ancaman, oleh seorang atau sekelompok orang, baik bertindak sendiri atau atas nama atau berkaitan dengan suatu organisasi atau pemerintah, untuk mencapai tujuan politik, agama, ideologi, atau yang sejenisnya, termasuk intensi untuk memengaruhi pemerintahan dan atau membuat publik dalam ketakutan. Jadi, jika dilakukan oleh masyarakat karena adanya tawuran warga maka itu akan masuk ke dalam ranah huru-hara dan bukan terorisme.
Dengan beragam pendapat dan permasalah yang ada tentunya akan sangatlah baik jika Anda mampu melindungi diri dan harta benda dari risiko serangan teroris. Berpikirlah logis sebelum terlambat karena jika menunggu nanti bisa saja berakhir dengan tragis. Jadi, apakah memiliki asuransi dari risiko terorisme sudah menjadi pilihan Anda?