Pandemi COVID-19 dan efek sampingnya hadir sebagai tantangan tak terduga bagi berbagai sektor kehidupan di tahun 2020. Berdasarkan peristiwa besar tersebut, Master Enterprise Resource Planning (ERP), Jody Paterson berusaha membuat langkah antisipasi berdasarkan prediksi tren tahun 2021. Dari sudut pandang bisnis, masih banyak tugas yang harus diselesaikan untuk menebus kerugian selama 12 bulan. Namun, tugas-tugas tersebut tak boleh menyebabkan kelalaian dalam mengantisipasi risiko di masa depan.
Berbagai risiko yang bisa diprediksi maupun yang tak terduga bisa ditanggulangi dengan strategi keamanan dan kepatuhan yang efektif. Itulah sebabnya empat strategi keamanan dan kepatuhan berikut ini diprediksi menjadi tren yang populer di tahun 2021:
Kesiapsiagaan dan Manajemen Risiko
Di tahun 2020, banyak sekali bisnis yang mengalami ketidakpastian dan perubahan secara signifikan, mulai dari perubahan tempat kerja (rutinitas bekerja dari rumah (Work From Home)), cara memasarkan serta menjual barang dan jasa, hingga penyesuaian anggaran dan ekspektasi pendapatan. Perubahan tersebut tentu mengejutkan semua pihak, termasuk pimpinan tertinggi (stakeholder), orang-orang yang turun pangkat, dan orang yang mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Tak ada satupun pihak di dunia ini yang mempersiapkan aktivitas kerja jarak jauh dan sistem keamanan bisnis di masa pandemi.
Para pemimpin bisnis harus sigap menyiapkan strategi untuk melewati pandemi secara aman melalui sistem kerja jarak jauh yang berkelanjutan. Selain itu, peninjauan tentang manajemen risiko dan strategi darurat sebagai langkah antisipasi menghadapi krisis juga wajib dilakukan, sehingga berbagai risiko yang terjadi di tahun 2020 tidak terulang lagi.
Teknologi Cloud
Perkembangan teknologi cloud akan memegang peranan besar di dunia kerja pada masa mendatang. Bahkan, penggunaan teknologi ini terbilang konsisten akan meningkat di tahun 2021 karena didukung peningkatan intensitas kerja jarak jauh. Teknologi cloud juga dimanfaatkan untuk memaksimalkan efektivitas kerja sekaligus menekan pengeluaran.
Penurunan intensitas sistem kerja konvensional juga akan menyebabkan penurunan penggunaan software di lokasi kerja untuk menyokong kemudahan akses tanpa pemeliharaan dan biaya ekstra. Perusahaan yang belum mengalami transformasi digital harus memindahkan sistem bisnisnya ke aplikasi cloud sesegera mungkin, terutama jika ada vendor yang menawarkan sistem baru yang jauh lebih hemat.
Pengeluaran Ekstra untuk Sistem Keamanan Internal
Perusahaan riset internasional, Gartner, memperkirakan peningkatan pengeluaran sebesar 33,3% untuk keamanan sistem cloud pada akhir kuartal kedua tahun 2020. Meskipun pengeluaran untuk teknologi lainnya juga meningkat dibandingkan tahun 2019, peningkatan tersebut masih lebih rendah dibandingkan hasil perkiraan. Pengeluaran perusahaan untuk keamanan internal akan masuk dalam kategori perkiraan pengeluaran keamanan sistem cloud.
Dahulu, keamanan eksternal menjadi prioritas perusahaan karena kurangnya pemahaman tentang dampak buruk celah keamanan internal. Namun, anggapan tersebut mulai berubah karena perusahaan mulai fokus dengan keamanan internal di tahun 2021. Jika aktivitas bekerja dari rumah tidak diimbangi dengan perlindungan sistem internal yang memadai, maka risiko kasus penipuan karyawan dan pelanggaran data akan semakin besar. Kondisi serupa pernah terjadi pada masa resesi tahun 2008. Keputusan PHK, ketidakamanan finansial, serta tim Information Technology (IT) dan sistem keamanan yang dibatasi membuat risiko penipuan kian meningkat.
Proses Audit yang Lebih Ketat
Pengawasan investor yang kian ketat membuat aktivitas audit dan kepatuhan juga semakin ketat untuk meminimalkan ancaman orang dalam sekaligus mewujudkan laporan keuangan yang akurat. Pemeriksaan risiko dan kontrol yang ketat disebabkan lonjakan karyawan yang bekerja jarak jauh, meningkatnya kasus penipuan, dan pertumbuhan pendapatan yang tidak stabil. Para pimpinan (stakeholder) biasanya menginginkan jaminan tambahan untuk memastikan bahwa laporan keuangan tidak dimanipulasi. Perusahaan harus melakukan pemisahan tugas, analisis risiko, dan laporan untuk memulihkan risiko.
Kesiapan perusahaan dalam menghadapi tantangan di tahun 2021 adalah kunci untuk keluar dari krisis akibat pandemi. Tak ada kata terlalu dini untuk menyiapkan manajemen risiko perusahaan secara cermat.