- merupakan salah satu faktor utama suksesnya penerapan Enterprise Risk Management (ERM);
- dapat memastikan profil risiko agar tidak melebihi/masih di dalam selera risiko (risk appetite) organisasi;
- merupakan bagian penting dari seorang Chief Risk Officer (CRO), namun diperlukan pula independensi untuk menghindari subyektifitasnya;
- dapat mempercepat proses pembentukan Manajemen Risiko di suatu organisasi;
- dapat meningkatkan kesadaran mengenai pentingnya penerapan Manajemen Risiko;
- secara proaktif meyakinkan baik pihak manajemen maupun operasional dalam menunjukkan bagaimana Manajemen Risiko bukan hanya sekedar melakukan asesmen dan pelaporan, namun juga memberikan value pada perusahaan;
- menjaga efektivitas dan efisiensi proses Manajemen Risiko;
- mampu membawa informasi yang tepat dalam waktu yang tepat untuk sebuah entitas yang tepat. Kemudian, informasi tersebut harus memberikan pengambil keputusan atau pemilik risiko untuk memiliki pilihan tentang keputusan apa yang harus diambil dalam waktu tertentu;
- menjaga semangat tim Manajemen Risiko untuk melakukan ’live research’ dalam teknik, governance, dan proses Manajemen Risiko; dan
- mendorong terbangunnya budaya risiko dalam perusahaan.
- Seorang Risk Leader harus banyak berkonsultasi dengan berbagai pihak yang memiliki perbedaan perspektif, latar belakang, dan pengetahuan untuk memprediksi, menilai, dan mengelola risiko.
- Seorang Risk Leader haruslah orang yang memiliki karakter yang baik, yang memiliki integritas, keberanian, dan kebijaksanaan, serta sadar akan keterbatasan dirinya.