Mayoritas perusahaan di dunia masih harus membenahi proses pelaporan Environment, Social, and Governance (ESG) agar lebih efektif. Pasalnya, masih banyak perusahaan yang mengalami kesenjangan antara ekspektasi dan realita saat mengimplementasikan konsep ESG. Penelitian yang dilakukan 451 Research (bagian dari S&P Global Market Intelligence) terhadap pemimpin SDM mengungkapkan bahwa hanya 29% responden survei yang sudah memiliki strategi ESG secara jelas.
Survei serupa yang dilakukan Grant Thornton menyatakan bahwa 57% responden setuju bahwa ESG telah menjadi prioritas sejak awal tahun 2020. Bahkan, 87% responden menyatakan kalau ESG merupakan target utama yang sama pentingnya dengan pencapaian finansial atau fundamental bisnis di perusahaan. Semua sektor bisnis wajib menerapkan konsep ESG secara efektif demi menjaga keseimbangan bisnis, termasuk perusahaan yang berkecimpung di bidang teknologi.
Dua Tantangan Implementasi ESG di Perusahaan Teknologi
Kini, perusahaan teknologi di dunia sedang menghadapi dua tantangan besar berikut ini dalam mewujudkan implementasi ESG:
- Aspek sosial penting untuk mendukung pertumbuhan bisnis: Keberhasilan perusahaan dalam jangka panjang sekarang tidak hanya bergantung pada pencapaian finansial, melainkan juga pelibatan aspek sosial. Lebih dari setengah perusahaan teknologi modern sedang berupaya menjalin relasi antara strategi perkembangan bisnis dengan tujuan sosial yang berorientasi pada kepentingan masyarakat.
- Mulai lebih awal dan berpikir futuristis: ESG harus menjadi fundamental utama bagi perusahaan sejak awal, bukan menjadi aspek tambahan yang disertakan ketika perusahaan sudah berkembang pada tahap tertentu. Oleh sebab itu, implementasi ESG harus dilakukan sejak awal dan diiringi dengan pola pikir futuristis untuk mendukung pencapaian target perusahaan.
Dampak ESG terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan
Penerapan ESG dapat membawa beberapa dampak berikut ini terhadap kinerja keuangan perusahaan:
- Investasi ESG pada perusahaan korporat maupun startup mengalami peningkatan. Perusahaan manajemen investasi Amerika, Blackrock, memaparkan 3 alasan utama investasi ESG, yaitu:
- Pengambilan keputusan akan memprioritaskan solusi investasi berkelanjutan.
- Pemerintah dan regulator perusahaan juga mendukung integrasi berkelanjutan antara investasi dan pengambilan keputusan.
- Analisis ESG berpotensi mengidentifikasi risiko investasi dan menghasilkan keuntungan lebih besar.
- Konsep ESG yang kuat juga berkorelasi dengan pengembalian ekuitas yang lebih tinggi. Dampak ini dapat terjadi karena perusahaan yang mampu menerapkan konsep ESG secara mantap biasanya juga memiliki kinerja baik secara keseluruhan, sehingga perusahaan tidak hanya dapat meminimalkan biaya melainkan juga dapat meningkatkan produktivitas karyawan dan meraih skor kredit yang lebih tinggi.
- Green technology bisa dikonversikan sebagai pendapatan langsung bagi perusahaan. Misalnya, inovasi berupa sensor Internet of Things (IoT) yang ramah lingkungan akan diminati pemerintah maupun masyarakat untuk mendukung pembangunan smart city.
Dampak ESG bagi Para Pemangku Kepentingan (Stakeholders)
Selain berdampak besar bagi kinerja keuangan perusahaan, implementasi ESG juga membawa setidaknya dua dampak berikut ini bagi kalangan stakeholders:
- Pelanggan menginginkan komitmen dan penyelenggaraan ESG yang bersifat terbuka. Dampak ini mulai terjadi sejak tahun 2020 karena ESG dianggap sebagai aspek penting bagi perusahaan pada masa mendatang. Pelaporan tentang Key Performance Indicator (KPI) menunjukkan bahwa pelanggan peduli terhadap realisasi ESG secara konkret.
- Penerapan ESG dibutuhkan untuk mengantisipasi risiko dan navigasi regulasi. Penelitian yang dilakukan McKinsey menyatakan bahwa 30% perusahaan profit menghadapi risiko intervensi negara yang rentan mengganggu stabilitas operasional. Oleh sebab itu, persyaratan ESG dianggap sebagai salah satu peraturan perusahaan teknologi yang krusial karena hingga saat ini belum ada peraturan khusus untuk bidang bisnis tersebut.
Bagaimana Strategi ESG yang Patut Dikembangkan Perusahaan Teknologi?
Beberapa langkah yang dapat dilakukan perusahaan teknologi untuk mengembangkan strategi ESG adalah sebagai berikut:
- Mengidentifikasi pendekatan ESG secara spesifik dengan fokus utama pada komitmen dan transparansi. Langkah pertama ini akan mempermudah perusahaan memilih perangkat yang tepat untuk melacak aspek ESG.
- Menemukan hal-hal yang terkena dampak ESG agar bisa mengatasinya secara efektif. Contohnya, masalah emisi gas rumah kaca dan konsumsi daya listrik berlebihan bisa diatasi dengan upaya penghematan listrik serta penggunaan mesin-mesin berteknologi baru yang kebutuhan dayanya lebih kecil.
- Mengevaluasi konsep ESG yang sudah diterapkan di perusahaan supaya kesalahan sekecil apapun dapat diperbaiki demi meningkatkan efisiensi.
Kemajuan teknologi tidak boleh membuat perusahaan modern mengabaikan aspek ESG yang penting bagi keberlangsungan hidup pada masa depan. Teknologi dan ESG harus berjalan beriringan demi terciptanya ekosistem yang lebih baik bagi masyarakat dunia.