Suatu organisasi tidak dapat berjalan lancar tanpa bermodalkan kejujuran. Itulah sebabnya perusahaan harus mendukung karyawan untuk berbicara tentang ketidakjujuran yang menimbulkan risiko di lingkungan kerja. Salah satu bentuk dukungan konkret yang dapat ditunjukkan perusahaan adalah membuat sistem whistleblowing.
Whistleblowing adalah sistem pelaporan pelanggaran yang memungkinkan seluruh pihak dalam organisasi melaporkan tindakan pelanggaran apa pun yang disaksikannya. Selanjutnya, laporan tersebut akan ditindaklanjuti oleh pihak yang berwenang di internal perusahaan. Undang-undang serta peraturan anti penyuapan dan anti korupsi tak boleh sekadar menjadi formalitas belaka, melainkan harus dimanfaatkan untuk menindaklanjuti ketidakjujuran di organisasi. Sistem pelaporan internal yang berlangsung dengan baik akan mendukung kinerja bisnis yang positif.
Mengubah budaya organisasi memang tidak dapat dilakukan dalam waktu singkat. Namun, perubahan harus terus diupayakan demi menciptakan lingkungan organisasi yang jujur, inovatif, dan berorientasi pada kepentingan umum.
Jadi, bagaimana cara mendukung tindakan whistleblowing di organisasi?
Mengembangkan Program Whistleblowing yang Kuat dan Inklusif
Program whistleblowing di organisasi akan mendorong orang-orang yang berkecimpung di dalamnya untuk menyuarakan fakta. Oleh sebab itu, organisasi harus segera merealisasikan sistem whistleblowing sebagai wadah kejujuran. Program whistleblowing harus mencakup saluran pelaporan rahasia yang dapat melindungi privasi si pelapor (whistleblower). Dengan demikian, si pelapor tak perlu khawatir dengan kerahasiaan laporan dan keberlangsungan kariernya. Selanjutnya, pengelola whistleblowing dapat melakukan proses investigasi yang aman dan kuat untuk mencari fakta tentang laporan tersebut.
Mengedukasi Semua Pihak di Organisasi
Langkah selanjutnya yang mesti dilakukan untuk mendukung tindakan whistleblowing di organisasi adalah mengedukasi semua pihak. Edukasi bisa diberikan dalam berbagai bentuk asalkan mencakup beberapa hal penting berikut ini:
● Ringkasan standar etika yang diharapkan dari karyawan.
● Bagaimana dan mengapa laporan pelanggaran etika dapat diajukan ke organisasi.
● Bagaimana laporan akan ditangani dan diproses.
● Bagaimana cara organisasi melindungi pelapor.
Berbicara tentang pelanggaran yang dilakukan rekan kerja memang terasa menakutkan. Namun, karyawan yang memahami mekanisme whistleblowing tak akan ragu untuk melaporkan pelanggan tersebut karena privasi dan kariernya akan tetap terjaga. Keyakinan tersebut akan bertambah kuat jika sistem whistleblowing terbukti mampu mengungkap pelanggaran sekaligus tetap melindungi si pelapor.
Menanggapi Setiap Laporan dengan Cermat
Pihak pelapor akan merasa kontribusinya dihargai jika setiap laporan whistleblowing ditanggapi dengan cermat. Itulah sebabnya jalur komunikasi dua arah harus dibangun secara intensif agar tim pengelola whistleblowing bisa memperoleh informasi lebih lanjut dari pelapor. Jika seorang karyawan merasakan dampak positif saat menjadi whistleblower, maka karyawan tersebut tentu akan menggugah rekan-rekannya untuk melakukan hal yang sama.
Mencegah Upaya Pembalasan
Upaya pembalasan dari pihak terlapor merupakan salah satu hal yang biasanya ditakutkan para pelapor. Namun, ketakutan tersebut dapat diantisipasi bila program whistleblowing dijalankan dengan pengamanan yang ketat. Para pelapor maupun orang terdekat wajib mendapatkan perlindungan dari berbagai risiko seperti penurunan pangkat, intimidasi, penangguhan, dan bentuk pembalasan lainnya.
Masalah organisasi yang telah berakar selama bertahun-tahun memang sulit untuk diatasi. Namun, bukan berarti hal tersebut boleh membuat pengelola organisasi menjadi putus asa. Sistem whistleblowing harus diupayakan semaksimal mungkin agar karyawan dapat membantu mengungkap pelanggaran yang terjadi. Jangan sampai pihak yang melanggar undang-undang dan peraturan merasa aman dan melakukannya terus-menerus. Tugas organisasi adalah berusaha memenuhi ekspektasi tersebut secara wajar sambil melakukan inspeksi menyeluruh terhadap pihak-pihak yang diduga telah melakukan pelanggaran.