Mengidentifikasi risiko dan mengelolanya merupakan hal yang penting dilakukan oleh setiap perusahaan untuk terus mengembangkan bisnisnya. Hal ini juga termasuk dalam sektor besar, termasuk bisnis usaha retail, yang mengharuskan adanya manajemen risiko yang menyeluruh pada seluruh komponen di dalamnya untuk memberikan kontribusi dan partisipasi aktif dalam pengendalian risiko.
Berikut adalah 5 indikator risiko utama yang sering dihadapi sebuah bisnis sektor retail:
1. Ketimpangan Penjualan Jenis Produk
Ketimpangan Penjualan Jenis Produk ialah salah satu indikator pengelolaan risiko di bidang retail. Indikator ini dapat Anda ketahui apabila dari beragam jenis produk yang dijual, hanya beberapa jenis saja yang laku terjual. Sehingga dari indikator ini dapat dianalisa apakah diperlukan perubahan konsep penjualan ataupun dalam mempromosikan produk yang dinilai tidak begitu laku di pasaran.
2. Rata-Rata Total Penjualan per Konsumen per Hari
Sebelum menghitung rata-rata total penjualan, Anda perlu mengetahui jumlah konsumen dan jumlah uang yang dibelanjakan dalam satu hari terlebih dahulu. Kedua komponen tersebut termasuk ke dalam indikator risiko sektor besar di bidang penjualan, khususnya retail. Dari indikator ini, Anda dapat melakukan perencanaan yang tepat untuk memenuhi kebutuhan yang sesuai dengan target pasar.
3. Persentase Jenis Barang yang Habis
Persentase yang satu ini dihitung dengan membandingkan jumlah barang yang stok gudangnya telah habis dengan total barang yang masih terpajang pada display. Tujuannya ialah untuk mengetahui jumlah stok keseluruhan dan mempermudah rencana restock pada pembelian berikutnya.
Dari indikator ini, Anda juga dapat meramalkan kebutuhan pasar dalam jangka waktu tertentu dan menghindari risiko kerugian yang terjadi akibat melakukan restock untuk barang yang tidak sesuai dengan kebutuhan.
4. Persentase Pembatalan Transaksi Stockout
Bila terjadi ketidaktersediaan (stockout) pada salah satu jenis barang yang diinginkan oleh konsumen tentunya akan mengakibatkan pembatalan transaksi yang pada akhirnya menyebabkan kehilangan penjualan (lost of sales) pada item yang tersedia.
Pembatalan transaksi karena stockout merupakan salah satu indikator risiko penting pada sektor retail. Anda bisa mengetahui persentasenya dengan membagi pesanan yang dibatalkan karena kehabisan barang (stockout) dengan total jumlah transaksi yang terjadi.
5. Persentase Barang Lambat Bergerak
Guna mencegah menumpuknya stok barang dalam waktu yang lama, Anda sebaiknya mulai mengumpulkan data dengan menghitung persentase dari indikator yang satu ini. Cara menghitungnya ialah dengan membagi jumlah barang yang cenderung lama terjual dengan total barang yang dimiliki.
Melalui persentase dari indikator ini, Anda dapat dengan cepat mengidentifikasi produk yang bergerak lambat dan mengalokasikan anggaran perusahaan untuk berinvestasi pada produk yang lebih sering dijual.
Dengan mengetahui 5 indikator risiko utama yang sering dihadapi sebuah bisnis sektor besar khusus retail di atas, Anda kini dapat mencoba mengidentifikasi poin manakah yang dinilai paling kritis. Langkah yang dapat Anda lakukan berikutnya tentunya adalah dengan memutuskan sebuah rencana untuk mengatasi, mengatur hingga memitigasi setiap risiko yang ada.
Lihat indikator-indikator lainnya di halaman Facebook CRMS Indonesia: https://www.facebook.com/CRMSIndonesia