Bergerak di bidang bisnis ibarat permainan kehidupan, banyak sektor dan variabel yang harus diperhatikan. Bisnis tidak hanya tentang teknis industri, namun juga penguasaan pasar, riset dan pengembangan produk, analisa kompetitor serta manajemen risiko. Pimpinan perusahaan bisa saja menyewa tim peneliti untuk menilai pangsa pasar dan unit bisnisnya. Namun, ada juga yang lebih memilih untuk menganalisa sendiri.
Pada dasarnya, Enterprise Risk Management (ERM) hadir untuk menawarkan pengelolaan keseimbangan antara risiko dan kesempatan untuk menciptakan alternatif terbaik bagi unit bisnis. Konsep ERM yang cukup terkenal dikembangkan oleh Committee of Sponsoring Organizations (COSO) di Treadway Commission. Isinya mengarahkan pimpinan untuk menentukan level penerimaan risiko, mengulas portofolio risiko perusahaan, mengetahui risiko paling signifikan dan responnya, serta memahami ERM paling cocok untuk kondisi perusahaan.
Berikut ialah 3 langkah untuk menerapkan ERM yang efektif:
1. Menentukan model analisa risiko yang tepat
Ada dua model yang bisa dilakukan oleh pimpinan dalam memetakan risiko usaha, yakni menjadikannya sebagai tanggung jawab pimpinan, atau mendelegasikan tugas ini ke komite khusus. Dalam hal ini, pertimbangan kemampuan pimpinan dalam area-area spesifik akan berpengaruh besar. Kemudian, pelimpahan tugas juga perlu mengonsiderasikan kapasitas dan kesediaan komite tersebut.
2. Menyamakan persepsi tentang risiko
Dibutuhkan komunikasi yang baik antar lembaga internal dan departemen perusahaan untuk bersama-sama menentukan level risiko perusahaan. Selain itu, deviasi dari risiko serta tanggapan baliknya, seperti ekspektasi investor, kondisi pasar, dan analisa sensitivitas, juga dinilai sebagai hal penting dalam perumusan ERM.
3.Mengevaluasi ketersediaan sumber daya untuk tujuan tertentu
Dalam mengontrol hal ini, pimpinan perlu memastikan kemampuan para direkturnya masih cocok dengan perkembangan jaman, punya ide inovatif yang konkret, serta punya kapabilitas secara kepemimpinan dan pelaksanaan teknis.
Sesungguhnya, ERM lebih menekankan pada komunikasi dan penyatuan visi antar pimpinan perusahaan. Kemudian, objektif ini akan dibawa untuk implementasi teknis oleh para pekerja lapangan. Oleh karena itu, ERM yang efektif sangat bergantung pada model komunikasi yang tepat serta hubungan yang baik.