Ketika teknologi semakin melekat pada kehidupan manusia, risiko cyber pun semakin meningkat. Dengan demikian, perusahaan tak boleh hanya mengatasi krisis serangan cyber, tetapi juga harus mampu memprediksi dan mempersiapkan langkah kontrol risiko dari serangan tersebut.
Lantas, bagaimana perkembangan risiko cyber itu sendiri? Berikut ini adalah 5 prediksi dari tren risiko cyber di dunia.
1. Perubahan Metode Serangan Cyber
Metode serangan cyber tidak hanya terbatas pada peretasan web dan pencurian data. Manipulasi data diprediksi menjadi metode baru dari serangan cyber di masa mendatang.
Berbeda dari pencurian data yang merugikan perusahaan dalam jangka pendek, serangan cyber yang mengancam integritas data ini dapat merusak reputasi perusahaan secara jangka panjang.
2. Meningkatnya Ancaman Cyber dari Rantai Pasok
Penggunaan teknologi dalam rantai pasok semakin sering diterapkan. Kerugian dari hal ini adalah terjadinya peningkatan ancaman cyber, disebabkan tidak meratanya kompetensi pengelolaan risiko dari para pelaku dalam rantai pasok tersebut.
Sebagai gambaran, banyak perusahaan yang telah mengelola risiko cyber mereka sendiri, namun partner bisnis mereka belum memiliki pengelolaan risiko cyber. Pertukaran bisnis secara elektronik memungkinkan serangan cyber membuka aksesnya dengan meretas jaringan para partner bisnis tersebut.
3. Berkembangnya Regulasi Keamanan Cyber
Meningkatnya frekuensi dari serangan cyber diprediksi akan mengetatkan regulasi tentang standar pemberlakuan keamanan cyber. Selain itu, praktik keamanan cyber yang dinamis perlu diikuti dengan perkembangan regulasi yang sesuai agar perusahaan tidak terjebak memenuhi aspek kepatuhan yang sudah kurang relevan.
4. Peningkatan & Perluasan Pasar Asuransi Cyber
Pasar asuransi cyber telah meluas secara drastis dalam dekade terakhir ini. Bahkan menurut Nigel Pearson, Global Head of Fidelity dari Allianz Global Corporate & Specialty, nilai pasar ini bisa mencapai $20 milyar dalam 10 tahun mendatang.
Peningkatan permintaan pasar akan asuransi cyber dihasilkan terutama oleh perusahaan-perusahaan yang memiliki jumlah data yang besar seperti sektor kesehatan dan ritel, serta perusahaan yang berkaitan dengan teknologi digital seperti logistik, manufaktur dan telekomunikasi.
5. Interupsi Bisnis Menjadi Dampak Utama
Saat membahas mengenai risiko cyber, banyak perusahaan menitikberatkan perhatiannya hanya pada perlindungan data. Namun, dalam 10 tahun ke depan, interupsi bisnis justru diprediksi menjadi risiko utama; hal ini pula yang menyebabkan bertumbuhnya permintaan asuransi cyber.