- Membangun budaya manajemen risiko yang sehat dan produktif.
- Implikasi risiko siber terhadap cara penanganan manajemen risiko korporasi.
- Integrasi penerapan GRC (Governance, Risk and Compliance).
- Peran CRO di tingkat manajemen puncak dan dewan perusahaan, serta
- Struktur dan akuntabilitas tatakelola risiko di tingkat manajemen puncak dan dewan.
INTRODUKSI
Pada tanggal 19 September 2017 yang lalu, lebih dari 40 orang profesional manajemen risiko Indonesia mengadakan pertemuan dan sekaligus benchmarking atau studi banding dengan RIMS New Zealand di kota Wellington. Acara tersebut dikoordinir dan dipimpin oleh CRMS Indonesia serta dimoderasi oleh ketua umum IRMAPA Bapak Dr. Antonius Alijoyo, ERMCP, CERG.
Delegasi Indonesia terdiri dari para pimpinan puncak organisasi yaitu direktur dan komisaris perusahaan serta Chief Risk Officer (CRO) dari berbagai industri, di antaranya perbankan, asuransi, pertambangan, manufaktur, semen, pupuk, dan sektor penyediaan jasa publik.
NARASUMBER
Narasumber dari RIMS adalah para pimpinan organisasi yang juga berperan sebagai anggota dewan dan/atau CRO di perusahaan mereka masing-masing, di antaranya adalah:
– Kate Bedoe – Chief Risk Officer Vector Limited,
– Teressa Betty – Chief Risk Officer Bank of New Zealand
– Greg Lazzaro – Risk Director Fonterra
– Carla Harris – Group Risk Manager Vector Limited
– Carl Wallworth – Group Manager Internal Audit and Assurance Vector Limited
TOPIK UTAMA
Fokus pertemuan menjadi ajang pertukaran pengalaman terutama dari para narasumber RIMS dengan fokus topik bahasan sebagai berikut: