By Hilda Leilani Masniaritta Pohan
Manfaat Penerapan ESG
ESG telah banyak menjadi perhatian banyak pemimpin bisnis di berbagai tempat. Survei yang dilakukan oleh Ernst & Young Perancis pada tahun 2020 menemukan bahwa isu ESG telah menjadi perhatian sebagian besar pemimpin perusahaan di Eropa. Komite audit pun kini sudah mulai memeriksa laporan non-finansial perusahaan (IFC, 2021).
Tim Koller, seorang konsultan kenamaan dari McKinsey & Company, menjabarkan berbagai manfaat ESG bagi perusahaan (Koller, 2019):
- Pertumbuhan bisnis yang superior (top-line growth)
Harus diakui bahwa dunia sudah berubah. Baik konsumen maupun investor kini mengharapkan perilaku bisnis yang lebih bertanggung jawab, baik secara lingkungan maupun sosial. Aktivitas bisnis yang dilaksanakan dalam koridor ESG, akan membuat perusahaan lebih diminati oleh para konsumen dan investor tersebut. Selain itu, perusahaan dengan praktik bisnis yang bertanggung jawab akan lebih mudah mendapatkan kepercayaan regulator sehingga mempermudah mendapatkan izin usaha serta berbagai dukungan pemerintah lainnya (Dorobantu, Henisz, & Nartey, 2014, dalam Koller, 2019). - Efisiensi produksi
Penerapan ESG juga bisa meningkatkan efisiensi melalui penghematan sumber daya. Riset yang dilakukan oleh McKinsey menunjukkan penghematan energi, air, dan pengelolaan limbah bisa menghemat biaya hingga 60%. Perusahaan manufaktur 3M telah membuktikannya. Melalui inisiatif reformulasi produk dan daur ulang limbah, 3M berhasil menghemat biaya produksi hingga $2,2 milyar. Demikian pula dengan FedEx, sebuah perusahaan logistik kenamaan yang telah mengonversi 35.000 armadanya menjadi berbahan baku listrik dan berhasil menghemat konsumsi BBM hingga 50 juta gallon. - Mengurangi intervensi pihak eksternal
Perilaku bisnis yang etis juga akan membebaskan perusahaan dari berbagai intervensi pemerintah. Dengan mempertimbangkan berbagai risiko lingkungan dan sosial yang mungkin terkait dengan aktivitas bisnisnya, perusahaan akan membebaskan diri dari berbagai penalti, denda, atau bentuk regulasi lainnya yang bisa mengancam tingkat profitabilitasnya. - Peningkatan produktivitas karyawan
Penerapan ESG yang tepat (khususnya aspek sosial) akan membantu perusahaan menarik pekerja yang berkualitas. Pekerja yang merasakan adanya tujuan luhur dari apa yang mereka kerjakan, akan lebih termotivasi. Hal ini pada gilirannya akan berdampak positif bagi kinerja perusahaan baik secara finansial maupun non-finansial.Hal ini sejalan dengan apa yang dilansir oleh perusahaan konsultan Korn Ferry. Selain konsumen dan investor, orientasi para pekerja pun kini telah berubah. Para karyawan (terutama yang masuk dalam kategori Gen-Z) ingin menjadi bagian dari sebuah aktivitas yang bermakna. Bekerja tidak lagi dipandang sebagai aktivitas mencari uang semata, tapi upaya melakukan sesuatu yang berdampak, yang memberikan perubahan (Korn Ferry ESG & Sustainability Consulting, 2023). - Optimasi investasi dan aset
ESG sejatinya adalah pelibatan risiko, dampak, serta peluang lingkungan dan sosial dalam perhitungan investasi dan aktivitas bisnis perusahaan. Implementasi ESG akan mengarahkan perusahaan pada pemilihan investasi dan/ atau aset yang tepat. Pembelian aset-aset yang “boros energi” di tengah ancaman krisis energi masa depan berpotensi menempatkan perusahaan pada posisi yang tidak menguntungkan. Langkah ini tentunya tidak bijaksana jika ditinjau dari perspektif manajemen risiko.
Penerapan ESG juga bisa dipandang sebagai upaya untuk bisa bertahan dalam persaingan bisnis. Dunia bisnis modern tengah mengalami pergeseran nilai yang mendasar; bukan lagi berorientasi pada penciptaan laba semata yang hanya menguntungkan segelintir pemegang saham tapi pada penciptaan nilai jangka panjang yang dinikmati bersama oleh segenap pemangku kepentingan. Tetap “ngotot” bertahan dengan pola bisnis lama di tengah derasnya arus perubahan bukanlah langkah yang bijaksana karena akan membuat sebuah perusahaan tertinggal dari para pesaingnya.
Cerita Sukses Inisiatif ESG Perusahaan
Perusahaan-perusahaan manufaktur kenamaan seperti Nike dan Adidas berhasil menerjemahkan masalah lingkungan menjadi sebuah peluang bisnis. Sejumlah pakaian olah raga dan sepatu yang mereka jual diproduksi dengan memanfaatkan daur ulang sampah. Adidas melaporkan inisiatif ini berhasil menghasilkan pendapatan hingga hampir 17 juta USD di tahun 2021 (Mazzoni, 2020). HP, sebuah perusahaan produsen komputer telah menginisiasi pemanfaatan limbah dalam proses produksinya dan mendeklarasikan munculnya layar komputer pertama di dunia yang berasal dari limbah plastik yang mengotori laut. Terhitung sejak bulan Mei tahun 2020 seluruh komputer dalam rangkaian Elite dan Pro akan menggunakan layar dari bahan baku ini (Mazzoni, 2020).
Manfaat penerapan ESG juga telah dirasakan oleh Phillips Seafood, sebuah restoran waralaba asal Chesapeake Bay, Maryland, Amerika Serikat. Maraknya praktik overfishing adalah masalah serius bagi kontinuitas pasokan rajungan baik dari sisi jumlah maupun kualitas. Pada gilirannya, hal ini bisa membahayakan bisnis mereka. Menyikapi fenomena tersebut Phillips Seafood bermitra dengan berbagai pihak dan menggagas sebuah inisiatif yang dikenal dengan National Fisheries Institute Crab Council (NFI Crab Council). Lembaga ini menerapkan kerangka kerja pengelolaan rajungan, kemitraan pengadaan alat tangkap, hingga edukasi nelayan dan penetapan standar. Inisiatif ini adalah bukti nyata keberhasilan perusahaan dalam mengidentifikasi risiko lingkungan dan mengambil langkah-langkah strategis yang diperlukan. Phillips Seafood bisa bertahan selama lebih dari 100 tahun di tengah berbagai ancaman termasuk ketidakpastian pasokan akibat masalah lingkungan yang timbul (Phillips Seafood, 2023).
Inisiatif NFI Crab Council juga menunjukkan kepedulian Steve Phillips, sang pemilik, terhadap dampak aktivitas bisnis bagi masyarakat dan lingkungan. Perikanan rajungan adalah rangkaian aktivitas yang kompleks yang menyangkut banyak pihak dari nelayan, pedagang, hingga importir/ eksportir. NFI Crab Council adalah perwujudan stakeholder capitalism: menghadirkan perusahaan sebagai entitas bisnis yang bermakna bagi seluruh pemangku kepentingan, bukan hanya pemegang saham.
Baca juga:
- Mengenal ESG – Bagian 1: Latar Belakang dan Pengertian ESG
- Mengenal ESG – Bagian 3: Pro-Kontra seputar ESG dan Simpulan
Referensi
International Finance Corporation. (2021). IFC ESG Guidebook. Washington, D.C: International Finance Corporation.
Koller, T. (2019, November). Five ways that ESG creates value. McKinsey Quarterly.
Korn Ferry ESG & Sustainability Consulting. (2023). For a sustainable future, you must change for good. Dipetik September 28, 2023, dari https://www.kornferry.com/capabilities/business-transformation/esg-and-sustainability
Mazzoni, M. (2020, December 31). 10 Brands That Embraced the Circular Economy in 2020. Dipetik September 29, 2023, dari https://www.triplepundit.com/story/2020/brands-circular-economy-2020/709596
Phillips Seafood. (2023). Committed to Crab. Dipetik October 4, 2023, dari https://www.phillipsfoods.com/sustainability/committed-to-crab/