Pernahkah Anda bertanya pada diri sendiri: “Apa tujuan hidupku?”. Pertanyaan tersebut seringkali menghantui pikiran seseorang, sebab tujuan akan menggambarkan bagaimana seseorang mengisi kehidupannya, membuat keputusan, dan cara membuat keputusan itu sendiri. Tentu saja tujuan dibuat untuk dicapai, tetapi dalam proses mencapai tujuan, seseorang juga harus siap bertemu tantangan.
Tantangan biasanya membuat seseorang berusaha lebih keras, tetapi juga dapat menghambat sebuah proses pencapaian sasarannya. Dalam hal ini, tantangan dapat diumpamakan sebagai risiko, yang berdasarkan SNI ISO 31000:2018, didefinisikan sebagai “efek dari ketidakpastian terhadap sasaran”. Risiko lahir karena adanya tujuan yang ditetapkan. Dengan memiliki tujuan, maka akan selalu ada kemungkinan kejadian yang di luar harapan. Kemungkinan itu ada karena kurangnya informasi yang diperlukan dalam rangka mencapai tujuan, atau sering disebut dengan ketidakpastian. Kondisi ketidakpastian ini memiliki sebuah efek terhadap sasaran. Efek ini pun dapat diartikan sebagai deviasi dari hasil yang diekspektasikan atau diharapkan, baik lebih ataupun kurang dari apa yang diharapkan. Jadi singkatnya, pengelolaan sebuah risiko dapat memiliki dampak positif maupun negatif terhadap tujuan.
Risiko dengan efek positif akan membuat seseorang memiliki peluang untuk unggul saat bersaing dalam menciptakan dan mempertahankan nilai. Sebaliknya, risiko dengan efek negatif akan melemahkan posisi bersaing dalam mencapai tujuan perusahaan. Selain itu, bila mencermati definisinya, risiko merupakan kemungkinan yang berarti belum terjadi, tetapi dapat terjadi – sifatnya potensial. Maka dari itu, sebuah risiko harus direspon dengan tepat agar tidak menimbulkan dampak yang negatif yang mungkin akan menggagalkan proses pencapaian sasaran yang dituju. Respon yang tepat dapat berupa menerima peluang, menghindari risiko, menghilangkan sumber risiko, membagi risiko, mengubah kemungkinan, mengubah konsekuensi, atau mempertahankan risiko dengan keputusan terinformasi.
Apabila risiko gagal direspon dengan tepat dan menjadi kenyataan, maka risiko yang sebelumnya hanya berupa kemungkinan, kini berubah menjadi masalah. Masalah dapat didefinisikan sebagai keadaan yang tidak sesuai dengan harapan/tujuan. Dalam konteks ini, masalah merupakan hasil dari kegagalan mengelola sebuah risiko. Sama dengan risiko, masalah juga dapat bersifat positif maupun negatif. Masalah yang bersifat positif merupakan ketidakmampuan dalam menangkap peluang untuk menjadikannya sebagai keunggulan bersaing – atau sering disebut juga dengan “nice problem”. Contohnya adalah ketika seorang penjahit yang biasanya membuat baju sebanyak 100 pasang sehari, tiba-tiba mendapat pesanan sebanyak 10.000 pasang dan akan digunakan untuk seluruh karyawan di sebuah perusahaan ternama. Sementara itu, masalah yang bersifat negatif merupakan kegagalan dalam mengendalikan ancaman sehingga dapat melemahkan diri untuk mencapai tujuan. Contohnya, penjahit tersebut gagal mengirimkan pesanan dari sebuah perusahaan ternama karena telat produksi, sehingga ia rugi biaya modal, waktu, dan juga mendapatkan reputasi buruk.
Cukup terlihat jelas bahwa “Risiko” dan “Masalah” merupakan dua konsep yang berbeda; dan untuk memahami perbedaan antara risiko dan masalah dapat ditemukan pada berbagai contoh, salah satunya dalam olahraga sepakbola. Sebuah tim sepak bola memiliki aset utama berupa pemain/atlet itu sendiri, dan dalam menghadapi kejuaraan sebuah tim sepakbola dituntut untuk memiliki skuad yang lengkap dan prima. Liverpool FC merupakan salah satu tim sepak bola dengan performa terbaik dalam beberapa tahun terakhir. Liverpool menargetkan untuk mempertahankan gelar juara yang telah diraih pada tahun sebelumnya. Salah satu tantangan terbesar Liverpool adalah menghadapi jadwal bermain yang terlalu padat sehingga menimbulkan risiko cedera pemain.
Manajemen tim merespon risiko yang dimiliki dengan membeli dua pemain bintang dan beberapa pemain lainnya dan setelah kejuaraan berlangsung sayangnya Liverpool justru menjadi tim yang paling terdampak dengan risiko cedera pemain tersebut. Dilansir Kompas.com (3/3/2021), setidaknya ada 8 pemain Liverpool yang sudah merasakan perawatan medis. Hal tersebut membuat Liverpool kini tersingkir dari persaingan gelar juara. Kisah Liverpool yang kehilangan kesempatan untuk mempertahankan gelar merupakan sebuah contoh dari kegagalan mengelola risiko yang berubah menjadi masalah dan membuat tujuan mempertahankan gelar juara menjadi tidak tercapai.
Risiko dan masalah merupakan dua hal yang berbeda tetapi bisa saling berkaitan, yang mana keduanya sering disalahartikan sebagai satu hal yang sama. Namun, keduanya perlu direspon dengan tepat agar tidak mengganggu proses mencapai tujuan. Lantas apa tujuan hidup Anda? Dan apa saja risikonya?
JASON TAN
Researcher of CRMS Indonesia