Seluk beluk manajemen risiko proyek senantiasa menarik untuk dibahas. Berdasarkan informasi dari Project Management Institute (PMI), ada lima kesalahan yang paling sering terjadi dalam proses manajemen risiko proyek. Data tersebut berasal dari hasil konsultasi kerja yang dilakukan para klien.
Mari simak ulasan selengkapnya untuk menambah wawasan Anda seputar manajemen risiko proyek:
1. Tidak Mempertimbangkan Peluang Risiko
Secara alamiah, seorang manajer biasanya akan mengaitkan risiko proyek dengan berbagai hal buruk. Manajer proyek tentunya telah mengikuti berbagai pelatihan atau membaca buku-buku yang berkaitan dengan manajemen risiko. Namun, masih banyak yang justru sering lalai menyikapi peluang risiko yang dapat memberikan berdampak positif bagi sebuah proyek.
2. Penyebab, Kejadian, dan Dampak Risiko yang Membingungkan
Langkah pertama yang wajib dilakukan oleh tim ketika mengimplementasikan rencana manajemen risiko adalah proses identifikasi risiko. Proses tersebut dapat membantu menentukan risiko yang mempengaruhi proyek dan memahami karakteristik setiap risiko secara spesifik.
Seringkali, manajer lalai dalam mengklasifikasi penyebab, peristiwa, dan dampak risiko secara rinci. Kesalahan ini akan menyebabkan proses identifikasi risiko menjadi lemah karena proses tersebut tidak menguraikan peristiwa risiko secara aktual.
3. Menggunakan Check List dan Tidak Mencari Peluang Peristiwa Risiko Lainnya
Banyak organisasi melakukan proyek serupa berulang kali. Misalnya, perusahaan sipil yang khusus menangani proyek pembangunan jalan atau perusahaan IT yang hanya mengerjakan proyek migrasi data. Pengerjaan proyek serupa secara berulang kali mendorong organisasi untuk membuat check list risiko, dengan anggapan sebagian besar risiko yang mungkin terjadi akan sama pada setiap proyek.
Namun, terdapat kesalahan fatal dalam pendekatan tersebut, yaitu asumsi yang salah bahwa peluang risiko yang terjadi hanyalah yang tertera di dalam check list.
4. Meremehkan Dampak Risiko
Biasanya tim pelaksana proyek memiliki sikap optimisme yang tinggi pada awal proyek. Sikap ini dapat memperkecil perhitungan dampak risiko, yang berimbas pada perhitungan faktor risiko yang tidak akurat. Hingga akhirnya, kesalahan tersebut akan mengancam keseluruhan proses manajemen risiko proyek.
5. Tidak Mempertimbangkan Kemungkinan Adanya Risiko yang Pasti Terjadi
Risiko biasanya didefinisikan sebagai sebuah ketidakpastian terjadinya sebuah kejadian. Meskipun begitu, proyek seringkali dihadapkan juga pada risiko-risiko yang memiliki probabilitas terjadi 100%, yang berarti pasti akan terjadi. Ketika melakukan perencanaan proyek, manajer harus mampu mengidentifikasi risiko-risiko tersebut serta memastikan adanya rencana kontrol dan mitigasi untuk mempersiapkan perusahaan menghadapinya.
Dengan mengenali kesalahan umum dalam manajemen risiko proyek, niscaya perusahaan pun akan lebih siap mengidentifikasi dan menyikapi risiko secara cermat. Informasi lainnya seputar kesalahan dalam manajemen risiko proyek dapat diakses di:
https://www.pmi.org/learning/library/mistakes-made-managing-project-risks-6239