Organisasi sektor publik senantiasa berjuang menghadapi tuntutan yang datang dan tak terhitung jumlahnya. Selain masalah kompleksitas pengelolaan organisasi yang didanai negara, saat ini pemangku kepentingan juga menuntut transparansi seutuhnya. Itulah sebabnya manajemen risiko organisasi sektor publik diharapkan mampu melakukan mitigasi risiko secara proaktif dengan biaya seminimal mungkin.
Demi mencapai stabilitas operasional, organisasi sektor publik perlu fokus mengatasi lima risiko utama berikut ini:
Tanggung Jawab Aset Digital
Intensitas dan kompleksitas ancaman dunia maya pada organisasi sektor publik (termasuk sektor bisnis swasta) tercatat mengalami peningkatan. Salah satu contohnya adalah serangan lebih dari satu juta ransomware yang berbeda dalam kurun waktu dua tahun terakhir. Para ahli memperkirakan kemunculan kurang lebih 60.000 varian ransomware baru setiap hari. Bila organisasi sektor publik memiliki dugaan pelanggaran, maka organisasi tersebut harus menyewa jasa firma hukum untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Organisasi sektor publik harus memperoleh persetujuan dewan untuk mendapatkan dana besar demi mengungkap kecurigaan tentang pelanggaran. Meskipun pelanggaran tidak benar-benar terjadi dan hanya berupa kecurigaan, reputasi organisasi rentan terganggu. Manajer risiko yang baik mampu mengatur pemeriksaan hanya akan memberikan segelintir informasi kepada publik.
Peristiwa Penyerangan dan Terorisme
Data dunia tahun 2017 mencatat 314 kasus penembakan massal dan 15.549 kasus kematian akibat senjata. Selain merenggut kebebasan hidup para penembak, situasi tersebut juga mengorbankan kestabilan finansial para korban serta sektor bisnis yang terlibat. Beberapa bidang bisnis yang turut mengalami imbas kerugian adalah organisasi sektor publik, sekolah, lembaga pemerintah, dan sektor properti.
Risiko Kesehatan pada Responden Pertama
Risiko kecelakaan kerja pada organisasi sektor publik turut memunculkan risiko lainnya. Risiko kesehatan tersebut menyebabkan timbulnya kebutuhan berupa dana dari masyarakat untuk membayar biaya perawatan polisi dan petugas pemadam kebakaran. Biasanya, biaya untuk menanggung perawatan medis, obat-obatan, dan gangguan psikologis berkelanjutan akibat kecelakaan di tempat kerja tergolong besar.
Kendala Anggaran
Setiap bisnis pasti berurusan dengan kendala anggaran, tetapi organisasi sektor publik bertanggung jawab kepada pemangku kepentingan sekaligus harus mematuhi arahannya. Mempertahankan pemotongan anggaran pada siklus reguler bukanlah hal aneh bagi organisasi sektor publik. Pemotongan anggaran tersebut membuat para pengelola organisasi sektor publik harus bertindak kreatif demi mencegah hilangnya layanan vital.
Pemulihan Bencana
Tantangan lain yang dihadapi banyak organisasi sektor publik adalah kemampuan untuk pulih dari bencana alam, seperti:
Tanah longsor dan sink holes
Gempa bumi
Letusan gunung berapi
Banjir
Tsunami
Badai petir, badai salju, dan badai es
Gelombang panas dan kekeringan
Angin tornado
Kebakaran hutan.
Implementasi teknologi dapat membantu memecahkan tantangan organisasi sektor publik dengan menawarkan solusi kolaborasi dan komunikasi. Teknologi berbasis cloud memungkinkan organisasi untuk merampingkan proses sekaligus meningkatkan kebutuhan teknologi demi menyiasati kendala anggaran. Sekarang, banyak organisasi sektor publik merampingkan proses Teknologi Informasi (TI) sambil menerapkan sistem keamanan jaringan yang lebih baik.
Jika organisasi sektor publik mampu mengatasi lima risiko kritis tersebut, niscaya proses operasionalnya akan berjalan lancar. Organisasi sektor publik pun bisa memberikan pelayanan prima kepada seluruh lapisan masyarakat.